Rabu, 14 November 2012

Lebih besar daripada zina

Suatu senja, seorang wanita melangkahkan kaki mendekati kediaman Nabi Musa. Setelah mengucapkan salam, dia masuk sambil terus menunduk. Air matanya berderai tatkala berkata, " Wahai Nabi Allah, tolonglah saya. Doakan agar Allah mengampuni dosa keji saya."
"Apakah dosamu wahai wanita ? " tanya Nabi Musa.
" Saya takut mengatakannya " Jawab wanita itu.
" Katakanlah, jangan merasa takut. " Desak Nabi Musa.
Maka perempuan itupun dengan takut bercerita, " Saya telah berzina," Kepala Nabi langsung terangkat, hatinya tersentak.
" Dari hasil perzinahan itu saya hamil, dan setelah anak itu lahir, langsung saya cekik lehernya sampai mati." Lanjut perempuan itu seraya menangis.
Mata Nabi Musa berapi-api. Dengan muka yang berang dia menghardik " Perempuan celaka, pergi dari sini. Agar siksa Allah tak jatuh kedalam rumahku. Pergiii !!! " Teriak Nabi Musa sambil berpaling karena jijik.

Hati perempuan itu bagai kaca membentur batu, hancur luluh. Dia menangis tersedu-sedu dan keluar dari rumah Nabi Musa. Ia tak tau harus kemana lagi mengadu, bahkan dia tak tau harus kemana melangkahkan kaki. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana manusia lain akan menerimanya ?

Sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Jibril lalu bertanya, " Mengapa engkau menolak seorang wanita bertaubat dari dosanya ? tidaklah engkau tau dosa yang lebih besar daripada itu ... ?? "
Nabi Musa terperanjat. " Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita penzina dan pembunuh itu .. ?? Benarkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang hina itu .. ?" Tanyanya
" Ada.. !!" Jawab Jibril " Yaitu orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa menyesal, orang itu dosanya lebih besar daripada seribu kali berzina. "

Mendengar penjelasan itu, Nabi Musa memanggil wanita tadi, lalu berdoa memohon ampunan kepada Allah. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan solat tanpa penyesalan seakan menganggap remeh perintah Allah. Sedangkan bertaubat dan menyesali dosa dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dalamnya dan yakin Allah itu ada.

Lima wasiat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Sahabat Rasul SAW , Abu Bakar Ash- Shiddiq berkata " Kegelapan itu ada lima dan pelitanyapun ada lima. Bila tidak waspada, lima kegelapan itu akan menyesatkan dan memperosokan kita kedalam panasnya api neraka. Tetapi, barang siapa teguh memegang lima pelita itu maka dia akan selamat di dunia dan akhirat."

Kegelapan pertama adalah cinta dunia ( hubb al-dunya). Rasulullah bersabda : " Cinta dunia adalah biang segala kesalahan " ( H.R Baihaqi ).
Manusia yang berorientasi duniawi, ia akan melegalkan segala cara untuk meraih keinginannya. Untuk memeranginya, Abu Bakar memberikan pelita berupa taqwa. Dengan taqwa, manusia lebih terarah secara positif menuju jalan Allah, yakni jalan kebenaran.

kegelapan kedua, Berbuat dosa. Kegelapan ini akan tercerahkan dengan taubat nashuha ( tobat yang sungguh - sungguh ). Rasulullah bersabda , " Sesungguhnya bila seorang hamba melakukan dosa satu kali, di dalam hatinya timbul satu titik noda. Apabila dia berhenti dari berbuat dosa dan memohon ampunan serta bertobat, maka bersihlah hatinya. Jika ia kembali berbuat dosa, bertambah hitamlah titik noda nya itu sampai memenuhi hatinya."  ( HR. Ahmad). Inilah al-roon (penutup hati) sebagaimana disebutkan dalam QS. Al- Muthaffifin (83)  ayat 14,  yang artinya " Sekali - kali tidak ( demikian ), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka "

Ketiga, Kegelapan Kubur, akan benderang kegelapan kubur dengan adanya siraj ( lampu penerang ) berupa bacaan laa ilaaha iilallahMuhammad Rasulullah . Sabda Nabi SAW, " Barang siapa membaca dengan ikhlas kalimat laa ilaaha iilallah, ia akan masuk surga." Para sahabat bertanya , " Wahai Rasulullah, Apa wujud keikhlasannya ? " Beliau menjawab " Kalimat tersebut dapat mencegah dari segala sesuatu yang diharamkan Allah kepada kalian."

Keempat, Alam akhirat, alam akhirat sangatlah gelap. Untuk meneranginya, manusia harus memperbanyak amal shaleh. QS. Al-Bayyinah (98) ayat 7-8 menyebutkan " Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik - baik makhluk (7) Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya yang demikian itu adalah ( balasan ) bagi orang yang takut kepada Tuhannya."
dan mereka kekal di dalamnya ( surga )

Kegelapan ke lima adalah,  shirath ( Jembatan penyebrangan diatas neraka ) dan yaqin adalah penerangnya. Yaitu, meyakini dan membenarkan sepenuh hati segala hal yang gaib, termasuk kehidupan setelah mati ( eskatologis ). Dengan keyakinan itu, kita akan lebih aktif mempersiapkan bekal sebanyak mungkin untuk bekal menuju alam abadi ( akhirat ).

Demikian Lima wasiat Abu Bakar. Semoga kita termasuk pemegang lima pelita itu, sehingga menyibak kegelapan dan mengantarkan kita ke kebahagiaan abadi di SURGA. Amin ya robalalamin...